Keracunan kehamilan atau preeklampsia dapat terjadi pada sebagian wanita hamil, kondisi ini biasanya terjadi pada saat usia kandungan memasuki 20 minggu. Preeklampsia ini ditandai dengan tekanan darah tinggi dan protein tinggi yang terkandung dalam urin. Lalu, adakah pengaruh keracunan kehamilan pada bayi? Berikut penjelasannya.
Pengaruh Preeklampsia pada Janin dalam Kandungan
- Kekurangan Gizi pada Janin
Kekurangan gizi pada janin diakibatkan karena kurangnya pasokan darah dan makanan serta nutrisi ke plasenta, hal ini memicu terganggunya pertumbuhan janin dalam kandungan. Karena tidak mendapat asupan nutrisi yang cukup, janin berpotensi lahir cacat atau bahkan meninggal.
- Bayi Lahir Dengan Berat Badan Kurang
Kondisi bayi lahir dengan berat badan kurang ini diakibatkan kurangnya pasokan makanan untuk bayi. Bayi yang terlahir dengan berat badan kurang memiliki resiko tinggi mengalami berbagai permasalahan kesehatan hingga organ tubuh tertentu tidak berkembang.
- Menderita Penyakit Tertentu
Hal lain yang ditimbulkan karena kekurangan gizi pada janin adalah kemungkinan bayi lahir dengan membawa penyakit tertentu. Hal ini terjadi karena janin di dalam kandungan harus bertahan dalam kurun waktu tertentu dengan pasokan nutrisi yang terbatas. Dampaknya akan terjadi perubahan struktur metabolisme secara permanen.
Itulah 3 kondisi yang dapat terjadi pada bayi karena keracunan kehamilan. Secara lebih serius ibu hamil harus mampu menghindari agar tidak terjadi keracunan kehamilan dengan memahami faktor penyebabnya. Ibu hamil juga sebaiknya rutin periksa ke dokter agar jika terjadi keracunan kehamilan dapat diketahui dan ditangani lebih dini.